Friday, May 9, 2008

Friday, June 8, 2007

MUKHTAR MAI







In The Name of Honor (Atas Nama Kehormatan)


Untuk pertama kali, Mukhtar Mai menuangkan pengalaman getirnya dalam buku yang sangat menyentuh hati. Sebuah kisah ihwal penderitaan dan kehinaan, juga mengenai keberanian dan keyakinan yang besar.Pada 22 Juni 2002, Mukhtar Mai dijatuhi hukuman oleh Dewan Adat di desanya dengan cara diperkosa beramai-ramai. Dengan dipegangi oleh empat orang pria, ia ditelanjangi dan disetubuhi secara massal. Tak hanya itu, ia pun dipermalukan di depan umum. Di hadapan tiga ratusan penduduk desa, perempuan berjilbab ini diperintah berjalan pulang sembari telanjang.Hukuman tersebut ditimpakan kepada Mai untuk ‘membayar’ tindak kejahatan tanpa bukti yang dituduhkan kepada adik laki-lakinya, Abdul Syakur (12 tahun). Syakur didakwa memiliki affair dengan seorang gadis dari kasta yang lebih tinggi. Menjelang menit-menit akhir pelaksanaan hukuman, Mukhtar Mai meminta belas kasihan, memohon agar adiknya dibebaskan, dan membaca al-Qur’an—satu-satunya bacaan yang dihapalnya.


***- International Bestseller- Telah diterjemahkan dalam 18 bahasa di 19 negara


***“Melalui kisah ini, mudah-mudahan saya dapat membantu orang lain untuk memahami bahwa perubahan harus dilakukan.”— Mukhtar Mai


“Mukhtar Mai adalah seorang pahlawan. Ia telah mengalami pemerkosaan dan kebrutalan pengadilan. Atas kejadian itu, Mai meyakinkan kita akan pentingnya pendidikan dan harapan.”— Nicholas Kristoff, The New York Times


***Mukhtar Mai adalah perempuan Muslim berusia 35 tahun yang tinggal di perkampungan kecil di selatan Punjab, Pakistan. Ia termasuk satu dari 100 tokoh paling berpengaruh versi Majalah TIME.

ETIKA DAKWAH

OLEH Abbas M Basalamah
(Penulis adalah Dosen Pendidikan Agama Islam di Universitas Gunadarma dan Universitas Nasional)

Dakwah secara harfiyah berarti mengajak atau menyeru. Dakwah merupakan salah satu dari istilah keagamaan yang telah banyak disalahgunakan baik fungsi maupun hakikatnya. Terlebih ketika kata atau istilah tersebut telah menjadi bagian bahasa Indonesia yang dibakukan dan mempunyai makna beragam. Dalam kamus bahasa Indonesia misalnya, kata dakwah diartikan antara lain propaganda yang mempunyai konotasi positif dan dan negatif. Sementara dakwah dalam istilah agama Islam konotasinya selalu tunggal dan positif. Yakni mengajak kepada peningkatan ibadah dan pengabdian pda sang khaliq (dalam arti luas).Bahkan dalam Alquran dan Sunnah merupakan bagian dari prinsip ajaran yang diwajibkan.

Dari realita dan fakta yang ada, ternyata pergeseran makna dakwah hingga mempunyai dua konotasi tidak sedikit disebabkan oleh etika para dainya. Antara lain banyaknya dai yang menempatkan dirinya pada bidang yang bertolakbelakang dengan inti maupun substansi amar makruf nahi munkar. Contohnya adalah seorang dai yang menjadi juru kampanye partai politik atau iklan komersil yang dengan kemahiran retorika mengolah ayat atau hadits untuk dijadikan bahan melegitimasi tindakan-tindakan tertentu yang tidak sejalan dengan etika Islam secara umum atau etika dakwah secara khusus.
Karakteristik zaman terus berubah. Zaman sekarang materialisme lebih mendominasi daripada spiritualisme. Individualisme lebih dominan ketimbang kebersamaan. Pragmatisme lebih dominan daripada akhlaq. Betapa banyak rauan dan promosi untuk berbuat kejahatan dan rintangan untuk berbuat kebaikan. Sehingga orang yang berpegang teguh kepada agamanya bagaikan memegang bara api.

Nabi menggambarkan dalam sabdanya, “akan datang suatu masa di mana nanti orang yang sabar dalam memegang ajaran agama bagaikan orang yang memegang bara api” HR Tirmidzi.

Pengertian dan Pembatasan Etika
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “Etika” diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk atau ilmu tentang hak dan kewajiban moral. Dalam batasan pengertian itu maka etika bisa duniawi dan bisa ukhrawi. Sebab baik buruknya sesuatu masih perlu bahasan tertentu. Misalnya di mata Si A baik belum tentu di mata Si B.

Sementara pada makna yang kedua, yakni tentang hak dan kewajiban moral meski perlu diurai lebih luas. Namun konotasi umum lebih cenderung kepada “keagamaan”. Secara khusus bila dikaitkan dengan konteks dakwah.

Dari pengertian tadi semakin jelas bahwa kajian atau tinjauan kita berkenaan dengan etika dakwah adalah moral umum dalam batasan agama, apa dan bagaimana seharusnya suatu etika dakwah tersosialisasi dalam pribadi dainya secara khusus dan pada lembaganya secara umum.

Membahas masalah etika dakwah bukan masalah sepele atau singkat, sesingkat kita memahami suatu masalah atau membahasnya. Dalam soal dakwah semua acuan kembali kepada teladan tunggal yang ditetapkan Allah untuk dirujuki dalam menghadapi berbagai masalah hidup dan kehidupan, baik menyangkut duniawi maupun ukhrawi. Semua contoh yang terbaik itu ada pada diri Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman dalam Alquran surah Al Ahzab ayat 21; Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu tauladan yang baik bagi siapa saja yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah .

Ketika umat sepakat dalam bentuk keyakinan bahwa keteladanan dalam hidup dan kehidupan khususnya menyangkut soal keyakinan (agama), semestinya acuan dalam segala hal itu dikembalikan kepada kesepakatan tersebut. Realitas yang ada menunjukan bahwa permasalahannya bukan sekedar mau atau tidak mau mengikuti, tapi jauh lebih komprehensif.

Hemat saya, masalahnya justru terletak pada bagaimana memahami siapa contoh tunggal tersebut dan bagaimana menempatkannya pada tempat yang semestinya. Mengapa?karena ternyata contoh tunggal tersebut tunggal adanya dan ketunggalannya itu multi fungsi. Sebagai rasul, sebagai kepala negara, panglima perang, hakim yang memutuskan, dan mufti pemberi solusi berbagai permasalahan. Baik sebagai suami juga sebagai manusia biasa yang memiliki kelebihan. Lebih dari itu Allah menciptakan contoh itu hanya satu dan tak ada duanya. Logikanya, kalau di jamannya tidak ada manusia yang seratus persen sama seperti dia, maka sangat mustahil bila di jaman sesudahnya ada sosok manusia yang seratus persen seperti dia.

Kalau boleh digambarkan -untuk memudahkan pemahaman- contoh tersebut sosok manusia yang normal, lengkap dengan apa yang diciptakan Allah termasuk memiliki keinginan dan kecenderungan., maka boleh jadi ada manusia di jaman dahulu hingga sekarang yang banyak samanya seperti dia. Boleh jadi Si A mirip dengan teldan dalam berjalan, saat tersenyum, saat berjalan, sementara si B pada keteladanan yang lain, demikian seterusnya.

Dakwah Islam harus mengacu pada ketetapan Alquran secara mutlak. Sementara Alquran telah menetapkan keteladanan tunggalnya. Yakni mengikuti Rasulullah. Mengapa demikian? Karena ternyata akhlaq Rasulullah adalah Alquran seperti yang mashur diriwayatkan secara akurat dalam Alhadits. Pada waktu yang sama, Alquran telah menetapkan keberadaan umat Muhamad adalah umat yang tengah-tengah (moderat) karena seluruh ajarannya dari A hingga Z sesuai dengan fitrah yang telah ditetapkan Allah. Firmannya dalam Surah Albaqarah ayat 143, “dan demikian pula kami telah menjadikan kamu umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul menjadi sakasi atas perbuatan kamu”.

Beberapa Prinsip Etika Dakwah
Berdasarkan itulah, ada beberapa prinsip yang harus dijadikan acuan etika dalam berdakwah.
Pertama, memahami hakikat dakwah dan apa yang diajarkan dengan landasan ilmu yang benar. Hal ini sesuai petunjuk Alquran dalam surah Yunus ayat 108. Bahkan Ibnul Qayyim Aljauziyah ketika menjelaskan ayat 125 dari surat Annahl “serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik ..dst” dalam tafsirnya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan hikmah dan mauizhatil hasanah adalah ilmu sebelum berdakwah, berbelas kasih saat berdakwah, dan bersikap arif setelah berdakwah.

Kedua, etika dakwah yang juga sebagai prinsipnya adalah tidak memaksakan kehendak. Hal ini mengingat ketetapan Allah dalam banyak ayat Alquran surat Yunus ayat 99, “ dan jikalau Tuhanmu menghendaki tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu hendak memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya.”

Ketiga, jangan mempersulit masalah dan mengedepankan kemudahan. Hal ini ditetapkan Allah dalam firmannya di surah Albaqarah ayat 185, “Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (AB)
Opini/Artikel 01/05/07

Thursday, June 7, 2007

Kadangkala Hidupmu Menangis

Kadangkala Hidupmu Menangis

Kadangkala hidup mengharuskanmu menangis tanpa sebab. Kau merasa sudah berbuat baik dan benar, tetapi masih banyak kritikan yang dialamatkan padamu. Kau mengira keputusan yang kau ambil sudah tepat, ternyata perkiraanmu keliru. Jangan putus asa, bangkitlah!

Matahari tanpa sinar tidak layak disebut matahari. Demikian juga dengan dirimu. Kau adalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung kelabu menutupi pandangan orang untuk melihat keindahan cahayamu.

Anak-ku yang terkasih, Aku sering melihatmu marah ketika kau melihat orang lain berhasil. Untuk apa kau menginginkan keberhasilan orang lain? Bukankah Aku telah menyediakan suksesmu sendiri? Kau tidak pernah mengejarnya, jadi kau tidak pernah bisa memilikinya! Matamu tidak terfokus kepada rancangan-Ku yang dahsyat atas hidupmu, melainkan tertuju pada karya-Ku yang luar biasa terhadap diri orang lain! Jadilah seperti air. Selalu mengalir… Melewati semua benda, menembus semua sisi tanpa batas.

Anak-Ku, jangan mau dikalahkan oleh keadaan, tetapi kalahkan keadaan!! Anak-Ku yang terkasih… Jangan sakit hati ketika kau ditegur, padahal kau sudah mengerjakan yang terbaik. Sakit hati itu hanya akan membuat tidurmu tidak nyenyak dan perasaanmu tidak nyaman. Buanglah itu dari hatimu dan pikiranmu! Kuasailah dirimu sedemikian rupa hingga kamu bias mengatasi perasaan diperlakukan tidak adil, dilecehkan, diremehkan atau dikhianati oleh sesamamu.

Bukankah memang untuk itu kau hidup? Untuk melihat kenyataan di dunia ini yang paling mengerti perasaanmu dan menerima dirimu apa adanya hanya Aku? Jauhilah segala bentuk kemarahan, tetapi jangan jauhi aku!

Anak-Ku, ingatlah ini baik-baik. Aku selalu membuka tangan-Ku lebar-lebar untuk memberimu rasa aman, kapanpun kau membutuhkan-Nya.

Aku senantiasa menyiapkan bahu untuk tempat kepalamu bersandar dan mencurahkan tangis. Aku melakukannya karena Aku sungguh-sungguh peduli padamu!!!

Jejak Kaki

JEJAK KAKI

Semalam aku bermimpi sedang berjalan menyisir pantai bersama
Tuhan. Di cakrawala terbentang adegan kehidupanku. Pada
setiap adegan, aku melihat dua pasang jejak kaki di pasir,
Sepasang jejak kakiku dan sepasang lagi jejak kaki Tuhan.

Setelah adegan terakhir dari kehidupanku, terhampar di
hadapanku, aku menoleh ke belakang melihat jejak kaki di pasir.
Aku memperhatikan bahwa berkali-kali sepanjang jalan hidupku,
terutama pada saat-saat paling gawat dan mencekam, hanya
terdapat sepasang jejak kaki saja.

Hal ini benar-benar membuat aku sangat kecewa, maka aku
bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, dimanakah Engkau?
Engkau mengatakan bila aku memutuskan untuk mengikuti
Engkau, Engkau akan berjalan bersama aku sepanjang jalan
hidupku. Namun aku memperhatikan bahwa pada saat-saat
paling gawat dan beban berat menindas hidupku, hanya terdapat
sepasang jejak kaki saja, dan aku tidak mengerti pada waktu
aku sangat membutuhkan Engkau, justru Engkau
meninggalkan aku.”

Tuhan menjawab, “Anak-Ku, engkau sangat berharga di mata-
Ku. Aku sangat mengasihi engkau dan Aku tidak akan
meninggalkan engkau. Pada waktu engkau dalam bahaya
Dan dalam penderitaan, engkau hanya melihat
Sepasang jejak kaki saja, karena pada waktu itu
Aku menggendong kamu.”

*Margaret Fishback Powers*

Monday, May 28, 2007

Aku

Aku berpikir, aku ada! Descartes bilang begitu! Memang harusnya begitu? Kalo aku ga berpikir, aku ga akan ada! (Mati..)Hidup ini indah..Aku selalu menikmati detik per detik waktu yg dberi-Nya. Aku selalu berusaha utk tidak putus asa bila menghadapi kegagalan. Buatku Stress itu hanyalah perbuatan yg tidak menghargai pemberian yg Maha Kuasa. Jadi apapun yg kudapati akan selalu kusyukuri.Setiap kali aku berada dalam masa2 sulit, aku langsung lari ke sesuatu yg bisa menghibur. Main Gitar, ngunjungin teman yg bocor alus, nonton Bolot & Malih cs..Aku meyakini kata2 Peter Berger dalam bukunya 'A Rumor of Angels'. Dia blg "Hny mnusia gmbira yg bs mmikirkn utk mngendalikn fajar esok hari. Bukan seorang yg pesimis yg mandeg brpikir krn sumpeg oleh drita kcewa".Ak bkn type org yg cuek.Ak pduli lingk skitrku. Ak brgaul dgn smua org tnpa mmbedakan ltar blakang sosial, pendidikan, agama, suku, ras. Bkankah Jengis Khan sperti itu?Mskipun aku bangga n menjunjung tinggi Etnisku, bkn brarti primordialisme trtanam d jiwaku. Ak nasionalis.. Ak mencintai keberagaman, kebhinekaan. Makanya Ak turut menolak RUU APP.. Buatku it mrupakan tindakan anarkis dr pemerintah yg ingin membumihanguskan nilai2 Pancasila! Jhon Locke dlm kryany A Letter Concerning Toleration mnekankn bhwa ngara jgn ikut campur trlampau bnyak dlm hal kbebasn mnjalankn ibadah mnurut kpercayaan agama msg2.Ak bknlh seorang Kristen yg fanatik. Buatku, DAMAI SEJAHTERA itu akn slalu mnaungiku, bila ak bs mnempatkn org2 Non-Kristen sbg Saudara yg hrus dihormati layakny saudara kandung. Bkan melalui PELAYANAN YANG BERLEBIHAN!! Pelayanan yg hebat tdk menjaminn seseorang utk hidup kudus didlm Tuhan. Melainkan hnya org2yg takut akn Tuhan-lah yg psti mnuju Kerajaan Sorga!!Walaupun ak seorang mahasiswa, tp ak ga prnah mrasa sdah lbih hebat dr kwn2 non-mahasiswa. Dr Gembel sekalipun ak ga merasa lebih pintar.. Meskipun demikian, aku ga pernah merasa lebih BEGO dr org lain. Itulah sbagian kcil ttg ak, ad komentt??